SELAMAT DATANG...... SILAKAN MEMBACA!!!

Tuesday, 19 April 2016

7 Tips Persiapan Sebelum Ko Bertanding Futsal (Watch Out)


FUTSAL BALIEM SURABAYA

Jadi, Anda akan bertanding? Kompetisi, sparing, sampai rekreasi? Yang manapun
itu tetap perlu persiapan. Anda tak mau kan momen-momen ‘ngelindur’ di
lapangan kembali terulang? Berikut langkah yang perlu Anda perhatikan.
Persiapan Fisik.
Persiapan fisik selalu penting, Anda dengan riwayat gangguan jantung tak
disarankan untuk berolahraga berat seperti futsal. Sedangkan bagi yang tak ada
riwayat semacam itu, tetap saja perlu persiapan beberapa jam sebelumnya..
Apalagi buat Anda yang jarang berolahraga rutin, bertanding futsal ibarat pepatah
‘berenang-renang ke hulu, berakit-rakit ke tepian’. Sakitnya bakal terasa besok
paginya! Makanya, persiapan fisik ekstra dibutuhkan untuk performa prima. Ini dia
yang perlu Anda perhatikan:
1. Perhatikan makan sebelum bertanding.
Hindari makan-makanan berat 3 jam sebelum bertanding. Pengalaman saya
makan pada waktu-waktu tersebut menyulitkan gerak dalam permainan. Selain
perut panas, rasanya tak punya energi seperti biasanya. Seolah terkuras semua
untuk pencernaan,
2. Jika harus makan, konsumsi buah yang mengenyangkan seperti pisang dan
apel.
3. Hindari minuman berenergi.
Minuman berenergi biasanya memiliki kadar kafein tinggi. Untuk yang satu ini,
saya nekat mencobanya. Bukannya berenergi, jantung malah berdegup lebih
keras dan tubuh cepat lelah. Hal yang sama berlaku untuk kopi.
4. Lakukan pemanasan 2 jam sebelumnya.
Ini cukup berguna bila sesampainya di lapangan kita tinggal pemanasan ringan
dan sudah siap bertanding. Anda bebas dari cedera, dan tubuh terasa lebih
mudah dikendalikan
Persiapan Mental
Secara bahasa mental berarti batin atau jiwa. Dalam olahraga kaitannya sangat
erat dengan kemampuan berpikir dalam pertandingan. (Makanya ada istilah
orang yang kelainan mental dikarenakan telah rusak kapasitas otaknya). Nah,
maka dari itu untuk Anda yang masih meraba-raba makna persiapan mental
berikut langkah-langkahnya:
1. Lakukan persiapan fisik dengan benar, karena turut mempengaruhi mental.
2. Dua jam sebelum Anda benar-benar masuk lapangan, ALIHKAN PIKIRAN dari
futsal.
Mengapa demikian? Saat Anda membayangkan permainan sebelum pertandingan
sesungguhnya, otak akan melakukan simulasi yang melibatkan syaraf-syaraf
tubuh. Otak menganggapnya peristiwa sungguhan. Hal ini terbukti dalam sebuah
penelitian ilmiah (Physical Intelligence, Tony Buzan). Artinya apa? OTAK AKAN
KELELAHAN DI SAAT MULAI PERTANDINGAN! Maka jangan heran, orang yang
terlalu bersemangat sebelum masuk lapangan, membayangkan dirinya bermain
berjam-jam sebelumnya, tiba-tiba mengalami sindrom ‘amnesia’ di lapangan.
Apa yang dibayangkan sebelumnya malah tidak keluar semua.
3. Jaga sikap tubuh selama pertandingan setegap mungkin.
Pemain yang menunduk lebih mudah kehilangan ketenangan dikarenakan tidak
dapat memantau situasi dan kondisi lapangan yang sebenarnya.
Itu dia persiapan penting yang perlu Anda lakukan. Selamat bertanding!.
***
P.S. Persiapan hanya satu bagian penting dari kesuksesan Anda bermain futsal.
Bagian lain yang amat krusial adalah pemahaman Anda akan ESENSI dan
KEGUNAAN teknik-teknik dasar seperti first touch, dribbling, shooting, passing,
dan visi permainan.


SEMUA KO SU LAKUKAN , BERARTI KO SIAP!

Monday, 18 April 2016

KO RINDU RUMAH KAH? KO HARUS BIKIN 8 HAL INI !


Salah satu hal yang banyak ditakuti ketika kita kuliah di luar negeri adalah merasa sangat kesepian dan homesick.
Realitanya biasanya tidak separah yang kita bayangkan. Pastinya, kamu akan merasa homesick; kangen rumah, teman-teman dan keluargamu (apalagi kalau kamu jatuh sakit) tapi manusia selalu bisa beradaptasi, dan pada akhirnya, serunya hidup barumu akan membantumu menghilangkan perasaan homesick tersebut. Tapi kalau kamu memang homesick, bagaimana cara mengatasinya?

1. Terimalah bahwa hidup barumu ini berbeda

Kalau kamu menyiapkan mentalmu untuk menerima bahwa hidup barumu ini berbeda, akan lebih mudah bagimu untuk beradaptasi, dibanding ketika kamu terus berpikir, “Beda banget sama hidup di rumah!” Ya, kamu akan merasa buruk dan kesepian selama beberapa saat, tapi perasaan tersebut nantinya akan berlalu. Fokuslah terhadap berbagai manfaat dari hidup barumu ini: memperoleh pendidikan yang baik, bertemu dengan orang-orang baru dari segala penjuru, dan mengalami berbagai pengalaman baru.

2. Jadilah keong

Bawalah sesuatu yang akan mengingatkanmu akan rumah, seperti bantal tuamu yang baunya seperti di rumah (seperti saya!) atau lukisan favoritmu dari kamar tidurmu di rumah. Sesuatu yang kecil tapi bermakna.

3. Carilah teman-teman dengan perasaan yang sama

Kamu bukan satu-satunya orang yang merasa homesick – teman-temanmu sesama mahasiswa internasional mungkin sedang melalui hal yang mirip. Mengobrol, sharing sambil minum kopi pasti bisa membantu membuang perasaan buruk itu jauh-jauh, dan tidak lama setelah itu kalian akan tertawa bersama.
Atau, kamu bisa tetap mengontak teman-teman lamamu melalui media sosial; mungkin mereka juga mengalami hal yang sama. Jaman sekarang, semua orang tinggal kamu WhatsApp!

4. Aktiflah berkegiatan

Daripada mengurung diri di kamar, aktiflah mencoba hal-hal baru dengan aktif di berbagai kegiatan, seperti klub fotografi, klub tari, dll. Melakukan sesuatu yang baru bisa membantumu melupakan perasaan homesick.

5. Buat rencana liburan

Adanya rencana liburan bisa membantumu merasa lebih baik. Baik pulang ke rumah saat long weekend dan liburan, atau pergi bersama teman-teman ke tempat turis di sekitarmu, kamu akan memiliki sesuatu yang dinanti-nanti. Namun untuk yang berencana pulang ke rumah, pikirkan juga: mungkin lebih baik bagimu untuk terus beradaptasi jauh dari rumah daripada cepat-cepat pulang, karena kamu malah akan merasa lebih homesick setelahnya.

6. Tulislah perasaanmu

Mengekspresikan perasaanmu di sebuah jurnal atau blog (kalau kamu ingin pembaca), bisa membantumu mengatasi perasaan homesick hanya dengan membiarkannya keluar. Ketika kamu membacanya lagi setahun setelahnya, kamu bisa menghargai betapa kamu sudah pulih.

7. Datangi tempat-tempat baru di sekitar kampus

Daripada mengurung di kamar (lagi-lagi), pergi keluar dan datangi tempat-tempat baru di sekitar kampus, seperti kafe atau toko buku. Setiap akhir pekan, bukalah peta dan pilih satu daerah yang mau kamu datangi. Ketika saya tinggal di Tokyo dan tidak tahu mau berbuat apa saat akhir pekan, seringkali saya memilih satu stasiun kereta di Tokyo, pergi ke stasiun tersebut, keluar dan mengeksplor daerahnya. Saya akhirnya menemukan toko-toko kecil menarik, pasar akhir pekan dan sekali waktu, cewek-cewek Cosplay dengan kostum era Victoria berfoto-foto di pinggir jalan. Singapura yang kira-kira sama amannya dengan Tokyo (tidak seperti New York atau beberapa daerah di London) sangat cocok untuk jalan-jalan random.

8. Olahraga!

Endorfin memiliki efek yang sangat kuat terhadap mood. Pergilah jogging atau ikut sebuah kelas di gym kampus – kamu akan merasa lebih baik, dan juga menjadi lebih sehat!

Perasaan homesick merupakan bagian normal dari proses tumbuh dewasa jauh dari rumah masa kecilmu. Hal ini natural dan bisa diatasi. Meski begitu, waktu saya kuliah dulu, saya merasa sangat gembira berada jauh dari rumah tanpa diawasi orangtua. Saya pun tidak merasa homesick hingga sekali waktu saya kena flu…tapi itu cerita untuk lain waktu.

SO, JANG KO HOMESICK LAGI EH !

SA MERANTAU SAMA SAJA SA BELAJAR 3 HAL PENTING DALAM HIDUP

3 Pelajaran Hidup dari Merantau. Beberapa orang memang sulit merantau. Banyak alasan dari ingin merawat orangtua, sampai memang tidak ingin jauh-jauh dari rumah. Tapi banyak juga yang harus merantau. Memang karena keinginan sendiri, orangtua, sampai karena masalah-masalah yang harus membuatnya merantau mencari penyelesaian. Bagimu yang masih sekolah, mungkin jauh dari orangtua cukup bisa membuat pusing. Tapi bagimu yang sudah kuliah dan bekerja, merantau menimbulkan banyak pelajaran hidup yang bisa diambil hikmahnya. Sangat banyak. Bahkan diri kita sendiri terkagum-kagum dengan dunia anak rantau. Itu saja masih sama-sama satu negara, Indonesia. Bayangkan teman-temanmu yang harus merantau ke Amerika, Australia, Singapura, Malaysia, Jepang, dan masih banyak lagi karena memang keinginan mereka sendiri mengejar cita-cita. Lantas pelajaran apa yang dapat kamu petik? Bagi yang belum merantau, baca ini dan kamu akan mengetahui manfaat dari merantau.

AKHIRNYA TAHU SUSAHNYA MANDIRI

 Ya, hidup mandiri beda kota saja dengan orangtua sungguh membuatmu cukup sakit kepala. Pertama dari mengatur keuangan. Emang jaman sekarang sudah ada ATM, tapi apa iya harus habis uang bulanan sebelum bulan berganti? Belajar cara mengelola uangmu. Kedua dari menjaga kesehatan. Jauh dari orangtua tentu sakit itu perlu diwaspadai. Apalagi pertanda pergantian musim dair hujan ke kemarau. Lebih baik beli obat generik di apotek sebagai antisipasi jika kamu merasa tubuh sedang tidak sehat. Pencegahan jauh lebih baik, daripada kamu harus bolak balik ke dokter. Ketiga dari motivasi diri sendiri. Hindari mengeluh. Memang banyak londre sekarang ini, tapi bisa menghemat uangmu jika mencuci sendiri. Belajar dengan giat, jangan dosen dijadikan alasan nilaimu jeblok. Karena SP ataupun remidi malah hanya menguras keuanganmu. Prioritaskan yang penting dulu, jangan semua ajakan teman di iyakan. Karena kamu juga punya waktu bekerja dan beristirahat, tidak sekedar menghambur-hamburkan duit gajian. Orangtua mengharapkan kesuksesanmu. Ya, itu setidaknya yang kamu akan tahu jika hidup merantau. Yaitu susahnya hidup mandiri dan belajar mandiri secara nyata.

BERANI MENCOBA HAL BARU

3 pelajaran hidup dari merantau yang selanjutnya adalah bahwa kamu akan belajar mengambil keputusan keluar dari zona nyamanmu. Walau tidak semua orang yang merantau demikian, tapi dikarenakan manusia akan mengalami rasa bosan, maka tidaklah mengherankan jika akhirnya, yang merantau akan mencoba banyak hal baru. Dari hal-hal wajib rutin seperti membayar kos-kosan sendiri dan menego pemilik kos saat tidak punya uang untuk membayar. Lalu mencoba hobi baru, ikut organisasi, sampai bisnis kecil-kecilan. Sampai mencoba untuk berpetualan disela-sela liburan yang singkat yang sayang untuk dilewatkan.
Banyak yang tidak merantau tidak berani mencoba hal baru. Karena memang sudah merasa aman dan nyaman. Sudah ada orangtua yang siap untuk membantumu kalau ada kesulitan. Walau tidak semua juga demikian tapi perasaan kita akan merasa terlindungi. Pelajaran hidup dari merantau salah satunya adalah memperluas koneksi pertemanan. Ingat, tidak ada yang tahu siapa yang akan memberimu bantuan kelak. Bisa jadi teman yang baru kamu kenal di suatu hobi bisa membantumu mencarikan kos-kosan baru, info lowongan pekerjaan, sampai ke jodoh. Ya kan?

MEMAHAMI MAKNA MENCINTAI ORANGTUA

Bagi yang tidak pernah lama-lama jauh dari orangtua tentu merasa biasa saja karena telah bertemu sehari-hari. Sayang sama orangtua, tapi tidak ada perasaan getir di dada, dimana saat mendengar suara ibu atau ayah di telpon, kita selalu berusaha menahan agar tangis tidak pecah terdengar oleh mereka. Merasa sepi saat perayaan hari besar agama tidak bisa pulang. Merasa kalut saat kuliah tak kunjung usai dan butuh ada yang memotivasi. Merasa hampa, karena bekerja cuma itu-itu saja tanpa ada kejutan dan membosankan. Saat jauh dari orangtua, bertahun-tahun, hal itu akan terasa sangat nyata di hati dan pikiran kita. Ya, rasa mencintai orangtua.
Nah, itulah 3 pelajaran hidup dari merantau yang bisa kamu ambil hikmahnya. Bagi yang masih takut merantau dan masih galau karena sebentar lagi pisah dari orangtua. Selalu ada hal baru yang baik yang bisa kita temukan di tempat kita merantau.

JADI BAGAIMANA MENURUT KO ???